Munculnya gerakan "salafy"[1] di tengah para pegiat dakwah merupakan peristiwa fenomenal. Dengan gaya khas-nya, kelompok ini mengobok-obok para ulama, du'at serta jama'ah-jama'ah dakwah lain yang tidak sepaham dengan mereka.
Padahal,
sebelum era 90-an, yakni sebelum pecah perang teluk, barisan kaum
muslimin khususnya para pengusung al-haq di seluruh pojok dunia terfokus
menghadapi geliat penyimpangan akidah, kaum kuffar, dan sekuler.[2]
Namun tiba-tiba dunia seolah dikejutkan oleh fenomena lahirnya fikrah
"salafy" ini. Begitu fenomenal. Sebab hadir dengan sebuah fikrah yang
membuat banyak orang tercengang, tak percaya. Kelompok anak-anak muda
yang sangat berani menyerang dan menuding ulama umat, tak terkecuali
para ulama terdahulu yang banyak melahirkan karya-karya monumental bagi
umat ini, seperti Ibnu Hajar al-Asqalani, Imam an-Nawawi dan selain
keduanya –rahimahumullah-.