“Sesungguhnya yang selamat agamanya hanyalah orang yang pasrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, mengembalikan ilmu dari sesuatu yang belum jelas baginya
kepada orang yang mengetahuinya. Sesungguhnya Islam berpijak diatas pondasi peyerahan diri dan kepasrahan.”
Dengan matan ini Imam
Abu Ja’far Ath-Thahawiy menegaskan bahwa keislaman seseorang tidak akan benar
–meskipun dia mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat, membayar
zakat, berpuasa pada bulan ramadhan dan menunaikan haji ke baitullah- kecuali
jika di hatinya ada taslim dan kesanggupan untuk berittiba’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejatinya
taslim adalah manifestasi syahadat tauhidnya. Syahadat untuk hanya tunduk, taat
dan patuh beribadah kepada Allah azza wa jalla
saja. Sedangkan ittiba’ sejatinya adalah manifestasi syahadat risalahnya.
Syahadat untuk hanya mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa menimbang-nimbangnya lagi dengan
akal dan perasaannya.