Dari Anas radhiallahu ‘anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Seandainya kalian tidak berbuat dosa maka aku khawatir atas kalian dari sesuatu yang lebih besar darinya yaitu ‘ujub (bangga diri)”. (HR. Al-Bazaar dengan sanad baik dan dinilai hasan lighairihi oleh Syaikh al-Albani dalam kitab Shahih al Targhib Wa Al Tarhib no. 2921)
Hadits yang mulia ini memperingatkan setiap kita bahaya yang sangat besar, yaitu sifat Ujub. Ini semua dikarenakan ujub menyebabkan rusak dan kotornya amal shaleh yang telah kita lakukan. Seorang mungkin merasa tidak pernah berbuat dosa atau memiliki amal shaleh segunung, namun sifat ujub bisa jadi sedikit demi sedikit muncul dalam dirinya. Oleh karenanya, kita perlu ketahui hakekat ujub serta bahayanya, sebagaimana yang disinyalir oleh hadits ini.
Apa itu Sikap Ujub?
Sikap ujub sebenarnya hampir sama dengan sombong dan berbangga diri. Oleh karena itu Imam Ibnu Al Mubarak ketika ditanya tentang ujub, beliau menjawab, “Kamu melihat yang kamu miliki sesuatu yang tidak ada seorang pun memilikinya. Saya tidak tidak mengetahui sesuatu yang lebih jelek bagi orang yang shalat dari sikap ujub ini.”
Sombong dan Ujub
Ada dua perbedaan antara sombong dan Ujub:
1. Ujub adalah amalan hati sedangkan sombong dan takabbur merupakan amalan nampak. Para ulama menjelaskan bahwa ujub termasuk amalan hati yang tidak mengetahui kecuali Allah subuhanahu wa ta’ala. Apabila pengaruh ujub ini muncul pada anggota tubuh dengan bersikap congkak di dalam berjalan atau meremehkan orang lain serta menolak kebenaran dan sejenisnya, maka hal ini dinamakan sombong (kibr).
2. Ujub menjadi sebab kesombongan. Imam Al Maqdisi dalam kitab Mukhtashar Minhajil Qasidin menjelaskan bahwa ujub dapat menyeret seseorang ke dalam kesombongan. Ujub adalah salah satu sebab munculnya kesombongan. Dengan kata lain, kesombongan terlahir dari sikap ujub.
Hukum Ujub
Ujub hukumnya haram dan termasuk dosa besar, bahkan sebagian ulama memasukkannya dalam kesyirikan yang dapat menghapus amalan.
Imam Nawawi pernah menjelaskan tentang masalah ini. “Ketahuilah bahwa ikhlas terkadang dicampuri penyakit ujub. Maka orang yang berbuat ujub amalannya terhapus. Pun dengan orang yang sombong, maka amalannya terhapus.”
Sedangkan Ibnu Taimyah mengatakan, “Kata riya’ banyak dikaitkan dengan ujub, karena riya’ termasuk kesyirikan dengan makhluk sedangkan ujub merupakan kesyirikan dengan dirinya sendiri dan inilah keadaan orang yang sombong.
Seorang yang melakukan riya’ tentu tidak mewujudkan firman Allah,
“Hanya kepada Engkaulah aku kami menyembah”
Dan seorang yang melakukan ujub tidak merealisasikan firman Allah,
“Dan hanya kepada Engkaulah aka memohon pertolongan”
Kenali Tanda-Tandanya
Setelah mengetahui hukum dan samarnya sifat ujub dalam diri seorang, maka perlu sekali bagi kita untuk mengetahui tanda-tandanya agar dapat segera berbenah dan merupah diri: diantara tanda-tandanya dalam diri seseorang adalah:
1. Menolak kebenaran dan meremehkan orang lain
2. Memalingkan muka kepada manusia (karena sombong)
3. Tidak mau meminta pendapat orang pandai dan ahli di dalam bidangnya.
4. Tidak mau belajar ilmu agama
5. Memanjangkan pakaian sampai di bawah mata kaki/isbal (khusus laki-laki)
6. Congkak dalam berjalan
7. Bangga dan tinggi hati dengan ilmu yang dimilikinya
8. Memuji-muji diri sendiri
9. Lupa dengan dosa
10. Bertaha terus di dalam kemaksiatan
Bahayanya?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mengkhawatirkan masuknya penyakit ujub ke dalam diri sesorang yang merasa tidak pernah berdosa. Tentunya hal ini menandakan besarnya bahaya ujub bagi seorang. Nah, diantara bahayanya adalah:
a. Mendapat kehinaan dan kekalahan, seperti dalam firman Allah,” Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai orang-orang mu’minin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (At-Taubah:25)
b. Mendapat kemarahan dan kemurkaan Allah. Sebagaimana firman Allah subuhanahu wa ta’ala, “Dan jangalah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak meyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman: 18)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Allah berfirman: kemuliaan adalah izarKu (sarung) dan kesombongan adalah rida’Ku (selendang). Maka siapa yang mencopot dariKu (menyaingiKu) maka Aku akan mengazabnya.” (Riwayat Muslim)
c. Mendapatkan dosa karena melakukan dosa besar
d. Pantas dimurkai manusia. Seperti yang dinyatakan oleh Imam Al Baghdadi, “Ujub merusak akhirat dengan mendapatkan dosa dan merusak dunianya dengan mendapatkan kemurkaan dari manusia.”
e. Amal shalih tercampur dengan ujub akan rusak sebagaiman dijelaskan Imam An Nawawi diatas
Kiat Terapi
Melihat ngerinya akibat ujub ini, perlu sekali bagi kita mengetahui terapi pengobatan penyakit ujub. Nah, untuk itu perlu langkah-langkah berikut:
1. Memohon pertolongan kepada Allah agar dihindarkan dari penyakit ini
2. Berdo’a kepada Allah
3. Mensyukuri nikmat Allah dan mengetahui bahwa semuanya adalah ujian dari Allah
4. Meresa lemah dan melihat kepada dirinya dengan pandangan kurang
5. Tidak suka ngetop (terkenal) dalam semua perkara
6. Bersikap tawadhu’ (rendah hati) dalam semua perkaranya.
Mudah-mudahan dengan usaha dan mengenal sifat ujub ini, Allah menyelamatkan dan melindungi kita semua dari penyakit kronis ini.
Wallahu Muwafiq
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar