Orang-orang yang terfitnah dengan wajah dan gambar cantik banyak
sekali yang terperosok ke dalam perbuatan keji. Memang pantas dinamai
perbuatan keji, karena Allah menamakannya perbuatan keji, perbuatan
jeleki, kerusakanii, keburukaniii, syubhat dan kejahataniv. Seluruh
perkara di atas bertentangan dengan kecantikan. Dari situ dapatlah kita
ketahui bahwa kecantikan yang disukai oleh Allah bukanlah kecantikan
lahiriyah, sebab Allah tidak hanya melihat kecantikan lahiriyah belaka.
Amat mustahil hal itu menjadi sesuatu yang disukai oleh Allah.
Kecantikan itu ada yang disukai oleh Allah dan ada yang dibenci. Sesungguhnya Allah membenci mempercantik diri (laki-laki) dengan
mengenakan sutera dan emas, membenci berhias dengan pakaian kesombongan.
Meskipun dengan perhiasan itu seseorang menjadi lebih cantik. Kecantikan ada tiga macam:
1.Kecantikan yang tidak menimbulkan mafsadat. Inilah kecantikan yang dicintai Allah.
2.Kecantikan yang membawa mafsadat dan mengundang kemarahan Allah. Inilah kecantikan yang dibenci Allah.
3.Kecantikan yang mengandung kedua unsur di atas. Jenis kecantikan yang
ketiga ini dibenci Allah dari satu sisi dan disukai-Nya dari sisi yang
lain.
Ini jika kecantikan tersebut kecantikan buatan, adapun jika
kecantikan itu adalah kecantikan alami, bukan buatan ataupun polesan,
maka sama sekali tidak berkaitan dengan pahala dan dosa, tidak berkaitan
dengan celaan dan pujian Allah, dan tidak berkaitan pula dengan
kecintaan dan kebencian-Nya. Kecuali jika kecantikan itu digunakan untuk
perkara yang disukai oleh Allah atau untuk perkara yang dibenci oleh
Allah, sebagaimana kami jelaskan sebelumnya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan suka keindahan.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji dan kotor ucapannya.” v
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai kekejian dan perkataan keji.” vi
Kecantikan dan keburukan memiliki keterkaitan dengan bentuk fisik dan
tingkah laku. Tingkah laku itu akan tampak bekasnya pada perkataan dan
perbuatannya. Jadi, dari sisi ini ada delapan jenis manusia, dua di
antaranya adalah:
1.Yang memiliki kecantikan secara fisik maupun tingkah laku, pada
perbuatan maupun perkataan. Merekalah orang yang paling terpuji dan
paling dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lawannya adalah:
2.Yang buruk secara fisik maupun tingkah laku, pada perbuatan maupun
perkataan. Merekalah manusia paling buruk dan paling dibenci Allah.
Ada pula yang terangkum pada dirinya dua unsur tersebut. Yaitu cantik
dari satu sisi dan buruk pada sisi yang lain. Ada yang kecantikannya
lebih dominan daripada keburukannya dan sebaliknya. Dan kadang kala juga
berimbang.
Barangsiapa yang sering memperlihatkan keadaan manusia tentu akan
mendapatinya demikian. Biasanya antara kecantikan lahir dan kecantikan
batin saling berkaitan erat. Sebagaimana antara keburukan lahir dan
keburukan batin juga saling berkaitan.
Bagi yang suka memperhatikan keadaan manusia, pasti menemukan hal
itu. Pada umumnya kecantikan lahiriyah dan kecantikan batin saling
terkait satu sama lain. Demikian pula halnya keburukan lahir dengan
keburukan batin. Karena setiap batin terdapat indikasi pada penampilan
lahir menunjukkan rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Allah telah
menjadikan keterkaitan dan keselarasan antara rupa dan perilaku serta
antara lahir dan batin. Dari sisi inilah orang-orang membicarakan
tentang firasat. Menggali ilmunya yang merupakan ilmu yang paling
tersembunyi dan pelik. Dasarnya adalah mengenal persamaan dan kesesuaian
yang Allah tetapkan pada dua hal yang saling memiliki kasamaan.
Barangsiapa tidak memiliki sedikit pengetahuan tentang hal ini, maka
hampir dapat dipastikan ia tidak akan memperoleh manfaat dari dirinya
dan dari orang lain.
Jika engkau perhatikan alam sekitar, jarang sekali engkau dapati
makhluk yang jelek rupanya melainkan pasti memiliki perangai yang jelek,
perbuatan dan perkataan yang sesuai dengan rupanya yang jelek itu.
Kecuali jika ia memperhalus etika dan memperdalam ilmu yang
mengeluarkannya dari perangai jelaknya itu. Sebagaimana didapati pada
beberapa hewan yang dilatih dan dibimbing sehingga terlepas dari tabiat
aslinya. Dan jarang sekali engkau lihat makhluk yang cantik pasti
memiliki perangai, perbuatan dan perkataan yang sesuai dengan parasnya
yang cantik. Kecuali jika pengaruh yang jelak mengeluarkannya dari
tabiatnya. Sebagaimana halnya seorang anak yang lahir di atas fitrah,
kalau dibiarkan niscaya dia akan tumbuh di atas fitrah Islam. Akan
tetapi, kekufuran mengeluarkannya dari fitrah tersebut. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan:
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan.”
Untuk membedakan antara kesombongan yang dibenci Allah, bahwasanya
kesombongan itu bukanlah keindahan. Dan Rasulullah menjelaskan keindahan
yang disukai Allah, Rasulullah mengatakan: “Tidak akan masuk Surga
siapa saja yang ada di dalam hatinya sebesar biji dzarrah kesombongan.”
Mereka berkata: “Wahai Rasulullah, seseorang ingin agar bajunya bagus dan sandalnya juga bagus,apakah itu termasuk kesombongan?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Tidak, sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan,
kesombongan itu adalah menolakkebenaran dan menghinakan orang lain.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa memakai
pakaian dan sandal yang bagus termasuk keindahan yang disukai Allah,
sebagaimana firman-Nya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (Al-A’raf: 31)
Jika penampilan lahir dan batin indah, maka itulah yang disukai Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Jika batin indah tapi penampilan lahirnya tidak
indah alias jelek maka disisi Allah bukanlah hal yang merugikannya.
Meskipun hina tiada berharga dalam pandangan manusia, tapi di sisi Allah
ia mulia dan berharga. Jika seorang hamba memiliki suara yang merdu,
namun apabila ia gunakan untuk berbicara yang keji dan bernyanyi, maka
Allah membenci suara itu, walaupun suaranya itu suara yang palingmerdu.
Sebagaimana Allah membenci kecantikan yang digunakan untuk perbuatan
keji. Walaupun kecantikannya itu tiada taranya. Uraian ini sangat
bermanfaat sekali untuk menjelaskan perbedaan antara keindahan yang
disukai Allah dan yang dibenci-Nya.
Wallahu A’lam
((disadur dari buku Noktah-Noktah Hitam Senandung Setan, karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, penerbit Darul Haq, Jakarta))
Sumber : Salafiyunpad.worpress.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar