Apa hubungannya mobil di pameran itu dengan gadis-gadis ‘berseragam’
seronok sambil lenggak-lenggok mengelilingi mobil, ini pameran mobil
atau wanita? Apa fungsinya wanita dengan rok ‘BUPATI’ itu duduk di kursi
tinggi ongkang kaki di belakang etalase kaca toko HP, yang mau dibeli
apa atau siapa? Apa laki-laki yang nganggur sudah habis sehingga
karyawan SPBU sekarang diambil alih kaum hawa? Kenapa iklan baliho di
pinggir jalan itu selalu menawarkan “bonus” senyum wanita? Duh, kenapa
yang memperingatkan kalau pulsa saya hampir habis selalu suara wanita?
Itu kan kemajuan? Ya, maju menuju ke jurang kehinaan. Ini
‘keberhasilan’ para pejuang kebebasan. Mereka bebas tapi hak,
kehormatan dan kodratnya sebagai wanita dirampas. Mereka mungkin merasa
lebih ‘dihargai’ tapi bukan sebagai manusia melainkan ‘barang komoditi
non migas’ yang mudah ditukar dan didapatkan dengan beberapa rupiah.
Mereka memang ‘diberdayagunakan’ tapi tidak lebih dari sekedar hiasan
yang bila usang akan diganti.
ISLAM BUKAN TERORIS
Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (QS.At-Taubah: 32)
Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
Keutamaan wanita shalihah Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: الدُّنْيَا مَتاَعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ “Sesungguh dunia itu adl perhiasan2 dan sebaik-baik perhiasan dunia adl wanita shalihah.”
BELAJARLAH ILMU SYAR'I
Sesungguhnya, Ilmu syar'i sangat bermanfaat untuk kehidupan Dunia dan Akhiratmu"
YUK NGAJI DAN TARBIYYAH dan TENGOK INSAN TARBIYYAH.BLOGSPOT.COM
Tarbiyyah bukan segalanya, tapi dengan dengan tarbiyyah banyak hal yang akan kita dapatkan... Ayo kita tarbiyyah
INGATLAH SELALU KEMATIAN
Dia adalah tamu terakhir yang pasti datang pada kita. Tak pernah minta izin dan selalu tepat waktu....
Rabu, 25 April 2012
Khubaib bin 'Adi "Pahlawan yang Syahid di Kayu Salib"
Dan kini ….
Lapangkanlah jalan kepada pahlawan ini, wahai para shahabat …. Mari kemari, dari segenap penjuru dan tempat …. Datanglah ke sini, secara mudah atau bersusah payah …. Kemarilah bergegas dengan menundukkan hati ….Menghadaplah untuk mendapatkan pelajaran dalam berkurban yang tak ada tandingannya …. Mungkin anda sekalian akan berkata: “Apakah semua yang telah anda ceritakan kepada kami dulu bukan merupakan pelajaran-pelajaran tentang pengorbanan yang jarang tandingannya?”
Benar …, semuanya pelajaran, dan kehebatannya tak ada tandingan dan imbangannya …. Tapi kini kalian berada di muka seorang maha guru baru dalam mata pelajaran seni berqurban.
Lapangkanlah jalan kepada pahlawan ini, wahai para shahabat …. Mari kemari, dari segenap penjuru dan tempat …. Datanglah ke sini, secara mudah atau bersusah payah …. Kemarilah bergegas dengan menundukkan hati ….Menghadaplah untuk mendapatkan pelajaran dalam berkurban yang tak ada tandingannya …. Mungkin anda sekalian akan berkata: “Apakah semua yang telah anda ceritakan kepada kami dulu bukan merupakan pelajaran-pelajaran tentang pengorbanan yang jarang tandingannya?”
Benar …, semuanya pelajaran, dan kehebatannya tak ada tandingan dan imbangannya …. Tapi kini kalian berada di muka seorang maha guru baru dalam mata pelajaran seni berqurban.
Senin, 23 April 2012
Mengapa Kita Menolak RUU Kesetaraan Gender (2)
JURNAL Islamia-Republika-INSISTS, edisi Kamis, 22 Maret 2012, menurunkan laporan khusus sebanyak empat halaman tentang RUU Kesetaraan Gender yang sedang dibahas di DPR. Ada beberapa artikel yang secara tajam menyorot RUU yang sedang dibahas di DPR tersebut. Seperti yang kita bahas dalam CAP ke-330 lalu, kesalahan RUU ini berawal dari definisi “gender” itu sendiri, yang meletakkan gender sebagai produk budaya atau konstruk sosial semata.
Tampak jelas, para penyusun RUU KKG ini kurang atau tidak memahami hakekat Islam sebagai agama wahyu, sehingga ia (mereka) memandang semua agama sebagai bagian dari budaya. Agama dipandang sebagai hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Semua ajaran agama – termasuk yang mengatur kedudukan dan hubungan laki-laki-perempuan – dipandang sebagai produk budaya, yang bisa diubah-ubah, mengikuti perubahan zaman, dan perubahan sosial-budaya.
Kamis, 19 April 2012
Jangan Galau, Allah Bersama Kita! Inilah 4 Ayat Anti Galau!
Oleh: Zakariya Hidayatullah
Mahasiswa STID Muhammad Natsir
Zaman
sekarang berbagai masalah makin kompleks. Entah itu komplikasi dari
masalah keluarga yang tak kunjung selesai, masalah hutang yang belum
terbayar, bingung karena ditinggal pergi oleh sang kekasih, ataupun
masalah-masalah lain. Semuanya bisa membuat jiwa seseorang jadi kosong,
lemah atau merana.
“Galau!!”
merupakan sebuah kata-kata yang sedang naik daun, di mana kata-kata itu
menandakan seseorang tengah dilanda rasa kegelisahan, kecemasan, serta
kesedihan pada jiwanya. Tak hanya laku di facebook atau twitter saja, bahkan di media televisi pun orang-orang seakan-akan dicekoki dengan kata-kata “galau” tersebut.
“Mengapa Kita Menolak RUU Kesetaraan Gender (1)
Oleh: Dr. Adian Husaini
HARIAN Republika (Jumat, 16/3/2012), memberitakan, bahwa Rancangan Undang-undang Keadilan dan Kesetaraan Gender (RUU KKG) sudah mulai dibahas secara terbuka di DPR. Suara pro-kontra mulai bermunculan. Apakah kita – sebagai Muslim – harus menerima atau menolak RUU KKG tersebut?
Jika menelaah Draf RUU KKG/Timja/24/agustus/2011 -- selanjutnya kita sebut RUU KKG – maka sepatutnya umat Muslim MENOLAK draf RUU ini. Sebab, secara mendasar berbagai konsep dalam RUU tersebut bertentangan dengan konsep-konsep dasar ajaran Islam. Ada sejumlah alasan yang mengharuskan kita – sebagai Muslim dan sebagai orang Indonesia – menolak RUU KKG ini.
HARIAN Republika (Jumat, 16/3/2012), memberitakan, bahwa Rancangan Undang-undang Keadilan dan Kesetaraan Gender (RUU KKG) sudah mulai dibahas secara terbuka di DPR. Suara pro-kontra mulai bermunculan. Apakah kita – sebagai Muslim – harus menerima atau menolak RUU KKG tersebut?
Jika menelaah Draf RUU KKG/Timja/24/agustus/2011 -- selanjutnya kita sebut RUU KKG – maka sepatutnya umat Muslim MENOLAK draf RUU ini. Sebab, secara mendasar berbagai konsep dalam RUU tersebut bertentangan dengan konsep-konsep dasar ajaran Islam. Ada sejumlah alasan yang mengharuskan kita – sebagai Muslim dan sebagai orang Indonesia – menolak RUU KKG ini.
Selasa, 17 April 2012
Arti Sebuah Istiqamah
Dalam perjalanan dakwah dan perjuangan ini, seringkali ujian datang mendera. Lebih tak menentu dibanding datangnya hujan saat musim kemarau atau datangnya panas saat hujan telah berbuah banjir. Seringkali kita merasa kecewa, sangat kecewa. Barangkali karena orang kepercayaan yang mengkhianati kita, fitnah yang datang bertubi-tubi menerjang, atau sesuatu yang luput dari genggaman, juga boleh jadi karena jodoh yang tak kunjung datang menyiram gersangnya penantian. Saat itu, kita banyak berandai dan berkhayal. Senandainya dulu begini, seandainya dulu begitu, sekiranya ini yang kutempuh, hingga tidak jarang yang menguasai diri kita adalah penyesalan dan kekecewaan berlebihan terhadap keadaan. Padahal bukankah itu berarti kita tidak beriman pada takdir dan juga bukankah seluruh andai-andai merupakan pintu masuk syaithan?
Sabtu, 14 April 2012
Pilihllah… “Apa Kata Orang” atau “Apa Kata Allah”
Oleh, Abdullah al-Buthony
Cermatilah kisah ini : “Suatu hari ada seorang tua dan anaknya yang masih kanak-kanak membeli seekor keledai disebuah pasar. Lama mencari, akhirnya mereka mendapatkan seekor keledai yang sesuai dengan keinginan mereka. Seusai membeli mereka pun pulang ke rumah yang jaraknya lumayan jauh dari pasar. Di tengah perjalanan, orang-orang yang menyaksikan mereka saling berbisik. Rupanya mereka banyak mencemooh orang tua tersebut yang menunggang keledai sementara anaknya berjalan menuntun keledai. “Tega sekali orang tua itu, masa anak sekecil itu disuruh jalan kaki.” Akhirnya Sang orang tua menyuruh anaknya yang naik di atas keledai dan memutuskan untuk dia yang berjalan menuntun keledai. Namun setelah mereka kembali berjalan, orang-orang yang melihat mereka justru tetap saling berbisik mencemooh. “dasar anak tidak tahu diri, orang tuanya disuruh jalan kaki”…begitulah celoteh mereka.
Sabtu, 07 April 2012
Akhawat Genit, Apaan Tuh?
Akhawat
adalah sebutan akrab untuk para wanita muslim. Akhawat secara bahasa Arab
artinya saudara perempuan. Namun sudah maklum (diketahui) bahwa saudara yang
dimaksud di sini adalah saudara seiman, sama-sama muslim. Hal ini bukan tak
berdasar, karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain," (HR. Muslim, no.
2564).
Namun
memang sebagian orang menggunakan istilah akahwat untuk makna yang lebih
sempit. Ada yang menggunakan istilah akhawat khusus untuk para muslimah yang
aktifis dakwah, berarti yang bukan aktifis dakwah bukan akhawat.
Jumat, 06 April 2012
Jangan Gila Pujian
Ikhlas dalam segala amalan, itulah yang diperintahkan kepada kita.
Amalan yang tidak ikhlas, hanya sekedar cari pujian adalah amalan yang
sia-sia. Jarang yang terlepas dari sifat gila pujian ini termasuk pula
kita-kita ini. Padahal setiap ibadah haruslah ditujukan pada Allah,
bukan untuk manusia. Itulah tanda ikhlas.
Ikhlaslah dan Jauhi Riya’ (Gila Pujian)
Beberapa ayat menerangkan agar kita dapat menjadi orang yang ikhlas dalam ibadah. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,
Ikhlaslah dan Jauhi Riya’ (Gila Pujian)
Beberapa ayat menerangkan agar kita dapat menjadi orang yang ikhlas dalam ibadah. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,
وَمَا
أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Senin, 02 April 2012
Bunda tolong mandikan aku sekali saja, please...?! (kisah Nyata untuk seorang Ibu)
Dewi adalah sahabat saya, ia adalah seorang mahasiswi yang berotak
cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap
dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis
maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,''
begitu ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan
seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.
Ketika Kampus, mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht-Belanda, Dewi termasuk salah satunya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Dewi mendapat pendamping hidup yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi. tak lama berselang lahirlah Bayu, buah cinta mereka, anak pertamanya tersebut lahir ketika Dewi diangkat manjadi staf diplomat, bertepatan dengan suaminya meraih PhD. Maka lengkaplah sudah kebahagiaan mereka.
Jangan Cederai Ukhuwah Kita dengan Ghibah..
Bukan telah sedetik kita
bersama-sama. Bukan pula sepekan, juga bukan sebulan. Tahukah
Ikhwafillah? Hampir berlalu beberapa tahun kita disatukan dalam lembaga
dakwah ini. Dan tahukah, jika itu bukan waktu yang lama?
Na’am ikhwafillah, itu bukan karunia waktu yang sedikit yang Allah anugrahkan kepada kita untuk menapaki hidup dan merajut benang-benang ukhuwah. Waktu itu cukup untuk kita saling memahami, waktu itu juga cukup untuk kita saling menjaga, saling mencintai karena Allah.
Tahukah kalian ikhwafillah, bahagia perasaanku saat mata sayu ini menatap wajah kalian. Menjadi bersaudara ditengah keterasinganku. Mendengar suara kalian mengisi lengkap disetiap keterbatasanku. Aku begitu bahagia dari saat itu.
Na’am ikhwafillah, itu bukan karunia waktu yang sedikit yang Allah anugrahkan kepada kita untuk menapaki hidup dan merajut benang-benang ukhuwah. Waktu itu cukup untuk kita saling memahami, waktu itu juga cukup untuk kita saling menjaga, saling mencintai karena Allah.
Tahukah kalian ikhwafillah, bahagia perasaanku saat mata sayu ini menatap wajah kalian. Menjadi bersaudara ditengah keterasinganku. Mendengar suara kalian mengisi lengkap disetiap keterbatasanku. Aku begitu bahagia dari saat itu.
Etika Seorang Guru
Anda seorang guru atau murobbi? Subuhanallah, pekerjaan itu adalah pekerjaan mulia. Namun tahukah, kemuliaan sebuah amal bergantung pada dua hal, yakni niat dan bagaimana prosesnya? Maka kita perlu memahami adab-adab bagaimana menjadi guru atau seorang murobby yang sukses
1. Saat mengajar, seorang guru
hendaknya berniat mencari ridha Allah. Tidak mencari kedudukan mulia di sisi
para penguasa, tidak memasang tariff dari ilmu yang diajarkan, dan tidak
mendekati orang-orang kaya saja.
2. Seorang guru seyogiyanya
menghiasi diri dengan akhlak yang baik yang sesuai dengan syari’at, tingkah
laku terpuji, serta nilai-nilai yang diridhai dan telah ditunjukkan oleh Allah.
Misalnya, zuhud di dunia, memandang rendah dunia dan penghuninya, dermawan,
pemurah, berakhlak mulia, wajah ceria tanpa mengumbar nafsu, lemah lembut,
sabar, tidak mengerjakan perbuatan rendah dan menjauhkan diri dari perbuatan
dosa, maksiat dan syubhat. Kemudian khusyuk, tenang, tawadhu’, menghindari
tertawa dan banyak bergurau, selalu konsisten dengan amalan-amalan syari’at
seperti mencukur kumis, memotong kuku, merapikan jenggot, dan menghilangkan bau
tak sedap.
Minggu, 01 April 2012
Adab Penuntut Ilmu
Dalam menuntut ilmu, seorang muslim harus memahami bagaimana adab yang mesti dilakukan. Sebab adab dalam menuntut ilmu sangat mempengaruhi hasil yang dicapai. Berikut bebarapa adab penuntut ilmu yang diringkas dari Kitab At-Tibyaan 'An Adaabi Hamalatil Qur'aan karya Imam An-Nawawi, Mukhtashar Minhaajul Qashidiin karya Ibnu Qudamah, dan Akhlaaqul 'Ulamaa' karya Imam Al-Ajuri.
1. Orang yang menuntut ilmu
seyogyanya tahu bahwa Allah mewajibkannya utnuk beribadah kepada-Nya, sementara
ibadah harus ditunaikan dengan ilmu. Seorang mukmin tidak boleh bodoh terhadap
hal itu. Menuntut ilmu merupakan sarana untuk menghilangkan kebodohan dalam
beribadah kepada Allah sebagaimana telah diperintahkan, bukan menurut hawa
nafsunya.
Ini artinya, ketika menuntut ilmu
hendaknya ia melakukannya dengan ikhlas dan tidak mengharap kemuliaan pada
dirinya dalam usaha itu. Ia hanya melihat kemuliaan Allah atas dirinya. Karena Allah
telah membimbing dirinya untuk menuntut ilmu sebagai sarana untuk beribadah
kepada-Nya, melaksanakan kewajiban, dan menjauhi larangan-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)